Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015
Bersamamu, bahagiaku. Di dekatmu, sempurnaku. Tak pernah kubayangkan mencintaimu akan seindah ini.  Sayang, dengar aku. Hanya namamu yang kusebut ketika aku terlelap. Hanya indahmu yang terbayang ketika aku terbangun. Hanya wajahmu yang ingin kupandangi setiap waktu. Hanya tanganmu yang ingin kugenggam selamanya. Hanya tubuhmu yang ingin kudekap seumur hidupku. Aku ingin membawamu jauh dari kesedihan. Aku ingin memberimu satu rasa. Aku ingin kita menjadi satu, dalam naungan cinta.

The Last Day

Dua Delapan Kita masih begitu muda saat itu. Begitu manis. Begitu bening. Begitu naif. Begitu menggebu-gebu. Begitu mudah tersulut. Ketika aku bertanya tentang cinta, kamu menjawabnya bukan dengan kata-kata, melainkan dengan cara yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Katamu cinta adalah…. Saat kamu berada di bawah pohon beringin, menunggu aku yang masih berseragam sekolah, berlari-lari kecil menghampirimu. Rambutku bergoyang-goyang mengikuti gerakanku. Wajahku berminyak tanpa riasan sedikitpun. Mulutku mengerucut sebagai bentuk protes kecil padamu yang selalu datang tiba-tiba. Tapi kamu tetap tersenyum menyambutku sambil berkata,   “hari ini aku bolos sekolah, supaya bisa jemput kamu.” Menurutmu cinta adalah…. Saat kamu, dengan sisa kekuatan yang kamu miliki, mendorong motor mogok untuk dibawa ke bengkel di tengah acara kencan romantis kita. Aku menggerutu kesal, menyalahkanmu yang selalu membuatku susah. Kamu membalasnya dengan,   “nanti juga kamu bakal inge

Day Ten

Beda Kita adalah sepasang manusia yang saling berlawanan. Ibarat anak panah, kita bergerak menuju ke arah yang berbeda. Tak sejalan. Tak pernah benar-benar mencapai titik yang sama. Aku dengan keegoisanku. Kamu dengan segala hal yang kamu anggap benar. Aku dengan kesenanganku. Kamu dengan dunia yang menurutmu menyenangkan. Aku dengan kebebasanku. Kamu dengan segala aturan hidupmu. Selama beberapa waktu, aku mencoba untuk bertahan. Berusaha menyelaraskan perbedaan agar tetap seirama. Namun tentu kamu tahu persis, segala apapun yang diawali dengan keterpaksaan, tidak akan pernah membawa akhir yang menyenangkan. Malam itu, saat pertama kalinya kamu menyatakan rasa cinta, aku justru membalasnya dengan rasa bimbang. Bunga-bunga harum. Kalung cantik yang berkilau. Lagu cinta yang mengalun lembut. Makan malam romantis dengan pelayan yang terus-terusan menebar senyum, menatap kita yang (menurutnya) sedang khasmaran. Mungkin bagimu segalanya tampak sem

Day Three

Dear Ari, Things have been tough lately for you, right? But I'm sure you'll get through this. Because you're stronger than you think you are. Sweety, not everyone will leave you. Even if they do, I'm the exception. You still have me and I promise you that I'll never leave you. You sure know that you mean everything to me, don't you? So now, all you have to do is just believe in yourself. You're capable of doing anything you never think you can do. Just try. Even if you fail, you can always try it again. Then you'll find the answer along the way. From the one who loves you the most. I

Day Two

Untuk kamu yang pernah menunjukkan bahwa indah itu ada. Bagaimana kabarmu? Yah, kurasa kamu masih baik-baik saja karena yang kulihat sekarang kamu begitu bahagia. Tapi apa baik saja cukup untuk bisa mengetahui bahwa aku di sini masih peduli? Kurasa itu bukan lagi menjadi persoalanmu, bukan? Oke, aku yang bermasalah di sini dengan ketiadaanmu dalam lingkaran duniaku. Hei, pernahkah kamu berpikir tentang seseorang yang merindukan keindahan yang pernah kamu tunjukkan? Tentang satu bintang paling terang di langit pekat yang kamu namai sebagai 'bintang kita'? Tahukah kamu bahwa seseorang itu kini tak bisa melihat bintang itu lagi karena bayangmu ikut membawanya pergi menjauh? Seseorang itu aku. Kini bagiku, bintang dan langit tak lagi menjadi perpaduan yang indah tanpa adanya kamu yang menyaksikannya bersamaku. Tapi tidak mungkin juga aku memintamu mengembalikannya, kan? Karena indah itu sekarang sudah jadi milik orang lain. Bahagia menyaksikannya pun kini t

Day One

Dear you, They say, there’s always a first time for everything. And here’s my first love letter I ever wrote, just for you. I’m sorry for writing it in English, because it’s easier for me this way. (Actually, this is just me being shy. I’m a girl after all :D). Tonight, after the long wait, I finally met you. Not in a very good condition, I think. The heavy rain, the biting cold, the wet clothes; Not a very nice combination, was it? But if I have to tell you how my feeling was, with all my heart I’ll answer, I was happy. No, I mean, I ‘AM’ happy. How could I’m not happy if I saw you treating me like I’m the most precious girl in the world? (LOL. That confidence, though) Anyway, I just wanna tell you that I like spending time with you. Honestly, I like everything about you. Your smile is priceless. It’s like everything in the world could go wrong and all have to do is just take one look at your smile to make me feel better. Your laugh is contagious. I’d li