Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Aubrey, Kate, Mary

I want to fall love in an old-fashioned way. Bertemu di sebuah stasiun kereta, duduk bersisian, mengobrol tentang banyak hal, lalu jatuh cinta. Aku ingin seperti Aubrey, yang bertemu dengan Dave setelah pesta kasual di halaman belakang rumah. Keduanya bicara tentang matahari di sore hari, mimpi, dan cita-cita. Satu malam yang meninggalkan kesan mendalam. Aku ingin seperti Kate, yang jatuh cinta setelah mendengarkan puisi yang dibacakan Rusty di kelas sastra. In long hallways, there are angry mobs of dwarves and rats and one single angel. Akukah malaikat yang kau maksud? Aku ingin seperti Mary, yang menghabiskan satu malam dengan Tim Lake di sebuah kencan buta dalam rungan gelap. Satu pertemuan yang akan mengantarkan semua orang pada ribuan pertemuan lainnya, seandainya saja mereka percaya. Tapi sepertinya tidak banyak orang menyukai cara yang kuno. Mengapa mereka memilih jalan yang rumit?

Happy Birthday, T! Selene 6.23

Look at my eyes, I whisper alone as I look at you from far away Just smile for me once, I can endure it just by seeing your face If you are standing at the end of my life, if I can get closer to you I can throw away everything and run to you Though I extend my hand, though I extend it with all my strength, I can’t reach you It seemed like I got closer so I called you with a fluttering heart But there’s no answer, I guess I can never reach you Every day changes so quickly and you are warmly and brightly shining I’ve never seen that turned back   Is curiosity also part of my greed? Since when did I start being with you? From the moment I opened my eyes and started to breathe I was with you every night, but now I can’t approach you Even if you tease me by saying this is foolish, I can’t turn this heart around I shout out loud and call you, I get angry but it’s no use I’m just one out of the many people that pass by you I’m not special to you

Pulang

Apa yang pertama kali terpikir oleh orang-orang ketika mendengar kata ‘pulang’? Mungkin sebagian berpikir tentang rumah dan sebagian lainnya berpikir tentang keluarga. Pada dasarnya, keduanya memang tujuan utama dari ‘pulang’. Namun dalam kamusku, ‘pulang’ tidak berarti demikian. ‘Pulang’ menurut versiku adalah hal yang paling ingin kuhindari, entah untuk apapun alasannya. Selama beberapa waktu lamanya aku masih memegang prinsip itu, sampai seseorang dari masa laluku berhasil mematahkannya, membuatku mengubah haluan. Aku pulang. Entah untuk dirinya, ataupun untuk keadaan. Tetapi aku pulang. “ Excuse me, ” Usik sebuah suara. Aku menoleh dan mendapati seseorang yang sedang berusaha mensejajarkan langkahnya denganku. “ I believe you left this notebook in coffee shop you just visited ,” ia mengulurkan sebuah buku catatan yang kukenal dengan baik. Aku tidak langsung menyambut uluran tangannya dan justru malah mengamatinya dengan seksama. Namun sepertinya tatapanku cukup men