10. Infinitely Yours By Orizuka

Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan. Sekeras apapun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri—dan menjauhkan hati—pada akhirnya akan bertemu kembali.

What I love about this book:
Korea-nya, of course. Waktu pertama kali baca synopsis yang ada di sampul belakangnya, aku langsung jatuh cinta. Padahal aku sama sekali nggak dapat rekomendasi dari siapapun tentang buku ini. Saat baca novelnya, aku tambah suka. Gaya bahasa yang dipakai Orizuka pada narasinya ringan, percakapan antar tokohnya pun ringan. Pembaca tidak dipaksa untuk mengerutkan kening dalam-dalam agar mengerti jalan ceritanya. Pada beberapa scenes, diselipkan bahasa korea beserta penjelasan tentang terjemahannya. Ini tentu jadi media gratis buatku yang ingin mempelajari bahasa korea.

The plot:
Jingga, seorang cewek yang tergila-gila pada semua hal tentang Korea, mengikuti tour ke Korea untuk kali kedua hanya agar dirinya bisa dipandu dalam tour tersebut oleh cowok Korea yang sebelumnya telah memikat hatinya pada tour pertama. Di sisi lain, Rayan, cowok dingin bergolongan darah A (trust me, golongan darah menjadi elemen pembentuk cerita yang sangat krusial di novel ini), mengikuti tour ke Korea untuk mencari seseorang yang telah merebut hatinya dan mencampakkannya pada saat bersamaan. Keduanya dipertemukan dalam situasi yang tidak begitu menyenangkan. Dan sayangnya, keadaan tersebut terus berlanjut hingga keduanya hampir tidak memiliki kesempatan untuk menyadari dan mengungkapkan perasaan satu sama lain di akhir cerita.

Jingga yang kelewat enerjik dan ingin tahu terus-terusan mengganggu Rayan selama berlangsungnya tour ini. Well, setidaknya bagi Rayan, keberadaan Jingga yang terus-terusan mengekorinya kemana pun ia pergi adalah hal sangat mengganggu, sementara Jingga membela diri dengan mengatakan bukan maunya dia mengikuti kemanapun Rayan pergi, ia hanya merasa bertanggung jawab sebagai pasangan tour bagi Rayan yang berniat kabur dari rangkaian tour yang telah dijadwalkan.

Cerita dimulai ketika keduanya kabur dari tour itinerary yang telah ditetapkan dan mulai menciptakan tour sendiri yang dinamai ‘Tour Romantisme Korea’. Setelah itu, pembaca mulai diajak untuk mengikuti petualangan Jingga-Rayan di Korea yang diwarnai dengan pertengkaran dan pertumpahan darah (?). Nggak deng… :p

Favorite scene:
Saat Jingga dan Rayan di hotel. Jingga yang ngotot membelikan krim serum untuk Rayan (yang katanya sudah keriputan), memaksa cowok itu untuk segera memakainya malam itu juga sepulang mereka berbelanja. Ia bahkan menawarkan diri pada Rayan untuk memakaikannya.

Tahu-tahu Rayan merasakan sesuatu menyengat wajahnya. Ia membuka mata, lalu menatap Jingga yang sedang mengoles suatu cairan bening ke wajahnya. Dan, seakan belum cukup menyakitkan, gadis itu sekarang menampar-nampar wajahnya.

“Harus ditabok?” Rayan berusaha menghindar, tetapi Jingga bersikeras menamparnya.

“Harus, biar pori-porinya terbuka,” jawab Jingga sementara leher Rayan mulai meliuk-liuk.

“Nggak ada cara yang lebih manusiawi?” Rayan menangkap tangan Jingga, wajahnya masih terasa pedih. “Ini apa sih sebenernya? Cairan kimia?”

Jingga bersikeras menggapai wajah Rayan. “Ini namanya ser—”

Tanpa sengaja, Jingga menginjak botol serum yang menggelinding di lantai lalu terpeleset dan jatuh ke pelukan Rayan. Selama beberapa saat, baik Rayan maupun Jingga mematung, sibuk dengan pikiran dan debar jantung masing-masing.

Jingga tersadar lebih dulu. Ia berusaha bangkit, tapi tangan Rayan menahannya. Tanpa berkata apa-apa, Rayan malah merengkuh punggang Jingga lebih erat ke pelukannya. Jingga sendiri terpaku di bahu Rayan, mendadak merasa sulit bernapas.

Tjieee…. Can’t help but smiling at this scene.

Would be nice if the ending was:
Endingnya udah bagus banget. Pas, nggak berlebihan. Orizuka menutup Infinitely Yours dengan begitu manis. Jadi aku nggak punya bayangan tentang ending lain yang seharusnya menutup novel ini. I give 8/10 stars for this book.

Would I re-read this book?
YESSS!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Day Ten

The Last Day

Pulang